Beranda | Artikel
Metode Pembelajaran Anak di Rumah dengan Keteladanan
Minggu, 30 Desember 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Metode Pembelajaran Anak di Rumah dengan Keteladanan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan tentang cara mendidik anak secara Islami (fiqih pendidikan anak). Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. pada 19 Jumadal Awwal 1439 H / 05 Februari 2018 M.

Download mp3 kajian sebelumnya: Mengucapkan Salam dan Memperkenalkan Identitas Diri – Adab Meminta Izin

Kajian Tentang Metode Pembelajaran Anak di Rumah dengan Keteladanan

Satu hal yang sering dilupakan oleh orang tua bahwa anak itu belajar bukan hanya di sekolah. Salaupun sekarang mulai muncul metode yang diistilahkan dengan homeschooling (sekolah di rumah). Akan tetapi kebanyakan masih menyekolahkan anak di sekolah. Sebagian atau bahkan mungkin rata-rata orang tua memahami bahwa belajar cukup hanya di sekolah. Kalau sudah sampai ke rumah tidak perlu belajar lagi. Dan ini adalah salah satu pemahaman yang perlu diluruskan. Karena sejatinya proses belajar tidak terkungkung didalam bangku sekolah. Bahkan seharusnya pembelajaran itu diterapkan termasuk di rumah bahkan di luar rumah. Di lapangan, di sawah, di pasar, di masjid, di tempat bermain, seharusnya di tempat-tempat itu ada pembelajaran. Hanya saja pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di rumah memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya kalau di sekolah identik dengan adanya meja, kursi, kurikulum, papan tulis, guru, absen. Kalau dii rumah berbeda. Karena pembelajaran di rumah tidak terbatas di atas meja dan kursi. Kemudian juga tidak ada pergantian jam pelajaran. Dan juga tidak saklek harus diabsen setiap akan mulai belajar. Bahkan seandainya di rumah dibuat seperti di sekolah, itu justru jadinya tidak alami dan anak cenderung akan menolak.

Ketika anak bermain, itu juga bisa dijadikan sebagai wahana untuk belajar. Contoh ketika anak sedang bermain antara kakak dengan adik. Misalnya main pingpong atau main bulutangkis yang di situ mau tidak mau ada yang menang ada yang kalah. Biasanya yang kalah akan jengkel dan biasanya yang menang akan gembira bahkan terkadang cenderung kepada sombong. Nah, ini sebenarnya kesempatan untuk memberikan pembelajaran kepada anak bahwa didalam kehidupan keseharian, adanya kesuksesan dan kegagalan itu adalah sesuatu yang wajar. Sedih adalah manusiawi. Yang tidak boleh adalah berlarut-larut dalam kesedihan. Jadi kita menasehati kepada yang kalah, “Nak, kalah menang itu biasa. Jadi nggak perlu kamu itu terlalu bersedih-sedih. Ingat, kalau kamu perbaiki besok kamu akan menjadi pemenang.” ini nasehat untuk yang kalah. Yang menang kita nasehati, “Nak, kamu itu walaupun menang, ingat bahwa kamu menang karena bantuan dari Allah. Dan tidak seyogyanya kamu karena menang lantas jadi sombong. Bisa saja besok kamu diposisi yang kalah.”

Inilah pembelajaran-pembelajaran yang diselipkan didalam permainan. Jadi pembelajaran di rumah tidak harus seperti kursus dengan paket-paket kurikulum tertentu. Karena seperti yang saya katakan tadi, hal itu akan menjadi beban buat bukan hanya buat anak termasuk buat siapa orang tuanya. Dan bisa jadi orang tuanya tidak mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk itu. Karena kita tahu persis bahwa banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya.

Maka metode pembelajaran yang tepat di rumah adalah metode pembelajaran yang tidak terikat dengan waktu, tempat dan metode tertentu yang tidak boleh dilewati metode tersebut. Akan tetapi metode pembelajaran di rumah adalah dengan cara memanfaatkan setiap momen dan kesempatan bisa saja pembelajaran itu dilakukan ketika anak dan orang tua sedang piknik.

Naik kendaraan bersama-sama, “Ayo jangan lupa naik kendaraan baca do’a” itu sudah pembelajaran. Kemudian ketika di tengah perjalanan tahu-tahu jalanannya nanjak, “Ayo kalau nanjak apa yang dibaca?” Ternyata setelah sampai ke tanjakan yang paling tinggi, jalanannya turun, “Ayo apa yang dibaca? Subhanallah, subhanallah” itu namanya pembelajaran. Nanti ketika sampai ke lokasi piknik, “Jangan lupa ketika kita sudah sampai ke sebuah lokasi, kita akan bertempat disitu walaupun tidak lama jangan lupa berta’awudz memohon perlindungan kepada Allah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ

Barang siapa yang singgah di suatu tempat kemudian mengucapkan: A’UUDZU BIKALIMAATILLAAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHALAQ (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan) maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya hingga ia pergi dari tempat singgahnya tersebut.” (HR. Tirmidzi)

Ini namanya pembelajaran. Simak penjelasannya pada menit ke-12:24

Simak Penjelasan Lengkap dan Download mp3 Kajian Tentang Metode Pembelajaran Anak di Rumah dengan Keteladanan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45572-metode-pembelajaran-anak-di-rumah-dengan-keteladanan/